حِينَ يَلْقَاهُ
جِبْرِيلُ، وَكَانَ يَلْقَاهُ، فِي كُلِّ لَيْلَةٍ، مِنْ رَمَضَانَ،
فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ، فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ، مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
(صحيح البخاري)
“Bahwa Rasulullah SAW adalah manusia yang paling dermawan, dan
beliau sangat lebih dermawan di bulan Ramadhan, di bulan itu beliau SAW
selalu dikunjungi Jibril AS dan menemui beliau SAW setiap malamnya, dan
memperdalam Alqur’an, dan sungguh Rasulullah SAW lebih dermawan terhadap
berbuat baik melebihi semilir angin yang berhembus menyejukkan”
(Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
فَحَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ
اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ
اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا
لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ
عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا
الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ
قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ
وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
اَللّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ شَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur,
Yang Maha melimpahkan kemuliaan di siang dan malam hari bulan Ramadhan,
di siang hari Ramadhan dengan pahala puasa yang berlimpah tiada
terhitung, sebagaimana firman-Nya dalam hadits qudsi :
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِى بِهِ
““ Setiap amal perbuatan keteurunan Adam adalah untuk
dirinyakecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku (Allah) dan Aku
yang akan membalasnya”
Adapun pahala amal ibadah yang lainnya di bulan Ramadhan dilipat
gandakan hingga 700 kali lipat bahkan lebih, sebagaimana dalam riwayat
Shahih Muslim. Sehingga orang yang melakukan shalat Tarawih di setiap
malam hari bulan Ramadhan sebanyak 20 rakaat, maka berarti ia
mendapatkan pahala melakukan shalat tarawih sebanyak 14.000 rakaat dalam
setiap malamnya, dalam setiap rakaat terdapat 2 kali sujud, maka ia
mendapatkan pahala 28.000 kali sujud dalam setiap malamnya, malamnya,
dan jika seseorang mengkhatamkan Al qur’an satu kali di bulan Ramadhan
maka pahalanya adalah 700 kali khatam Al qur’an, maka setiap ibadah yang
dilakukan di siang atau malam hari bulan Ramadhan pahalanya akan
dilipatgandakan hingga 700 kali lipat. Cahaya kedermawanan Ilahi
berpijar kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam,
sehingga dalam hadits di atas beliau disebut sebagai أَجْوَدَ النَّاسِ (
manusia yang paling dermawan ).
Dapat kita renungkan betapa indah dan mengharukan jika kita berjumpa
dengan manusia yang paling baik, manusia paling ramah dan paling
dermawan dari seluruh manusia yang pernah ada dan manusia yang akan ada
hingga akhir zaman, tentunya ledakan cinta dan keinginan untuk dekat dan
mengikutinya terbit dalam jiwa-jiwa kita. Kita yang tidak berjumpa
dengan beliau pun telah merasakan sejuknya riwayat-riwayat yang
disampaikan akan indahnya budi pekerti sayyidina Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam. Beliau adalah orang yang paling dermawan, dimana tidak
pernah mengatakan “tidak” terhadap orang yang meminta sesuatu kepadanya
selama beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memiliki apa yang diminta
orang tersebut. Disebutkan dalam riwayat Shahih Al Bukhari, ketika
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kembali ke rumahnya, beliau
melihat seorang wanita dengan membawa kedua anaknya keluar dari rumah
beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi
wasallam masuk ke dalam rumah dan berkata kepada sayyidah Aisyah : “ Wahai Aisyah siapa tamu yang tadi datang ke rumah kita?”, maka sayyidah Aisyah berkata : “Mereka adalah pengemis wahai Rasulullah”, “lalu apa yang telah engkau berikan kepada mereka?”, tanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sayyidah Aisyah berkata : “Aku
tidak memiliki sesuatu kecuali hanya 2 butir kurma yang kuberikan
kepada mereka, lantas wanita itu membelah 1 kurma menjadi dua bagian dan
memberikan kepada kedua anaknya, dan menyimpan 1 butir kurma yang
tersisa”, mendengar hal itu kemudian Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam keluar menyusul wanita pengemis dan kedua anaknya itu,
dan berkata dengan suara yang sangat keras memanggil penduduk Madinah :
“wahai penduduk Madinah barangsiapa diantara kalian yang ingin
menyantuni seorang wanita dan kedua anaknya, sungguh hal itu akan
menjadi benteng baginya dari api neraka”. Dalam hal ini
tentunya bukan berarti cukup bagi seseorang untuk berderma sekali saja
kemudian masuk surga, akan tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam menyampaikan hal ini untuk menunjukkan bahwa beliau shallallahu
‘alaihi wasallam akan memberikan syafaat kepada orang yang memuliakan
tamu beliau, karena beliau merasa malu ketika orang datang ke rumah
beliau untuk meminta-minta namun di saat itu ia tidak mendapati apa-apa
kecuali 2 butir kurma, sehingga beliau shallallahu ‘alaihi wasallam
melimpahkan syafaat kepada orang yang memuliakan tamunya, demikian
limpahan anugerah yang diberikan oleh manusia yang paling dermawan,
bukan berupa emas, perak atau lainnya, tetapi pembebasan dari api
neraka, alangkah indah budi pekerti sayyidina Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam. Dan di malam hari ini kita bertamu di majelis
sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam untuk mendengarkan
hadits-hadits dan tuntunan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dan
sungguh beliau tidak akan mengecewakan para tamunya, dan kita bertamu
pada keridhaan Allah dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
bertamu kepada cahaya kemuliaan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam, dan malam ini kita bertamu kepada rahasia kedermawanan beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam, maka ambillah rahasia kedermawanan beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah bersabda dalam riwayat Shahih Al
Bukhari :
أُوْتِيْتُ مَفَاتِيْحَ خَزَائِنِ اْلأَرْضِ حَتَّى وُضِعَتْ فِيْ يَدِيْ
“Aku diberi kunci-kunci perbendaharaan bumi (kemakmuran), hingga diletakkan di tanganku”
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam telah diberi oleh Allah
kunci-kunci kemakmuran, yang diberi kunci kemakmuran adalah orang yang
paling dermawan dari segenap manusia yang dermawan, sehingga sangat
mudah mendapatkannya yaitu dengan memahami rahasia kedermawanan beliau
dan memanut beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan disebutkan dalam
hadits di atas bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wasallam lebih bersifat
dermawan lagi di bulan Ramadhan, maka tali keluhuran iman yang berpijar
dalam jiwa beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersambung pada rahasia
kedermawanan Allah subhanahu wata’ala, Yang mana Allah subhanahu
wata’ala Maha Dermawan dan lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan. Di
bulan Ramadhan ini 10 hari pertama yaitu hari-hari rahmat dari Allah
subhanahu wata’ala telah kita lewati, dan kita telah masuk pada 10 malam
kedua yaitu malam pengampunan dari Allah subhanahu wata’ala, dan
selanjutnya kita akan memasuki 10 malam terakhir yaitu malam-malam
pembebasan dari api neraka, maka beruntung bagi orang yang pada 10 malam
pertama ia mendapatkan rahmah, mendapatkan pengampunan pada 10 malam
kedua, dan pada 10 malam terakhir mendapatkan pembebasan dari api
neraka, serta kemuliaan Lailatul Qadr. Terdapat juga orang-orang yang
beruntung, dimana sejak malam Nishfu Sya’ban ia telah mendapatkan
pengampunan dari Allah, terdapat juga orang yang sejak malam pertama
bulan Ramadhan telah diampuni dosa-dosanya meskipun belum memasuki
malam-malam pengampunan di bulan Ramadhan. Malam hari ini adalah malam
pengampunan yang pertama, yaitu malam yang kesebelas bulan Ramadhan,
semoga tidak seorang pun dari kita yang melewati malam ini kecuali telah
mendapatkan pengampunan dari Allah atas segala dosa,amin. Mungkin
diantara kita tidak memahami dan tidak menyadari akan bahaya dosa,
ketahuilah bahwa satu kali berbuat dosa maka berarti seseorang telah
membuat musibah untuk masa mendatang mungkin di dunia atau di akhirat,
sebaliknya perbuatan baik yang dilakukan maka dengan hal tersebut
seseorang berarti telah menyiapkan suatu kebaikan atau kenikmatan di
masa mendatang untuk kehidupannya di dunia atau di akhirat, dan semakin
seseorang berbuat baik maka Sang Maha Baik Allah subhanahu wata’ala akan
semakin berbuat baik terhadapnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda :
إنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ يُحِبُّ الطَّيِّبَ
“ Sesungguhnya Allah Maha Baik dan menyukai kebaikan”
Dan tiadalah sesuatu yang lebih indah di sisi Allah subhanahu
wata’ala dari tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Kemudian disebutkan bahwa setiap malam bulan Ramadhan, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam selalu didatangi oleh malaikat Jibril As
dan mengajari beliau shallallahu ‘alaihi wasallam Al qur’an. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam adalah samudera ilmu yang terdalam dari
seluruh makhluk ciptaan Allah subhanahu wata’ala, namun masih belajar
kepada malaikat Jibril As dengan mempelajari Al qur’an bersama malaikat
Jibril. Meskipun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih memiliki
ilmu yang mendalam dari malaikat Jibril, namun karena beliau shallallahu
‘alaihi wasallam haus akan ilmu yang mungkin ada ilmu yang belum beliau
ketahui namun telah diketahui oleh malaikat Jibril, dan juga untuk
saling bertukar ilmu bersama malaikat Jibril AS. Ingatlah bahwa orang
yang paling mendalam ilmunya dari seluruh manusia ini pun masih
mempelajari Al qur’an bersama malaikat Jibril As di setiap malam-malam
bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah bulan Al qur’an, maka perbanyaklah
membaca dan belajar Al qur’an agar terikat dengan shahib Al qu’ran
sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang mana beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam dicipta oleh Allah subhanahu wata’ala untuk
membawa Al qur’an, yang dengan itu kita akan sampai kepada Yang Maha
Memiliki keridhaan dan Maha menurunkan Al qur’an, Maha Tunggal dan Maha
Abadi, Maha Sempurna dan Maha Berwibawa, Maha membuka rahasia rahmah,
pengampunan dan pembebasan dari api neraka. Disebutkan juga dalam hadits
diatas bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diumpamakan bahwa
kedermawanan beliau lebih daripada angin yang berhembus, yang dimaksud
adalah seperti angin yang bertiup kemudian berlalu, dimana ketika
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberi sesuatu maka tidak akan
beliau ingat lagi setelahnya, berbeda dengan orang di zaman sekarang,
yang sebagian mereka memberi dan itu pun terkadang memberi dengan rasa
berat, akan tetapi pemberiannya terus diingat hingga bertahun-tahun
telah lewat, jika hal demikian terjadi, maka ibadahnya yang berupa
pemberian itu ditujukan untuk mendapatkan keridhaan Allah subhanahu
wata’ala atau karena ingin mendapatkan pujian dari orang lain?!. Namun
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika memberi kepada orang lain,
maka pemberian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam seakan-akan seperti
angin yang berhembus kemudian berlalu, tanpa diingat dan disebut-sebut
lagi setelahnya. Dalam hal ini salah seorang mufti Hadramaut Al ‘Allamah
Al Musnid Al Habib Ali Masyhur Al Hafidh,, beliau mengatakan bahwa amal
ibadah yang diterima oleh Allah subhanahu wata’ala secara mutlak adalah
amal ibadah yang dikerjakan dan telah dilupakan, maka hal tersebut
telah sampai ke hadirat Allah subhanahu wata’ala, sedangkan amal ibadah
yang masih diingat belum sampai ke hadirat Allah subhanahu wata’ala,
demikianlah ajaran para ulama’ salafusshalih al ‘arifuun billah. Maka
sepantasnyalah seseorang untuk tidak lagi mengingat amal baik yang telah
dilakukan, akan tetapi selalu memikirkan di masa mendatang agar tetap
bisa selalu melakukan amal baik dan tidak terjebak untuk melakukan
hal-hal yang dimurkai Allah subhanahu wata’ala, hidup dalam ketenangan
yang bebas dari permusuhan atau kebencian terhadap sesama, tanpa
mengingat lagi perbuatan baik yang telah dilakukan di masa lalu, namun
perbuatan dosa yang telah dilakukan di masa lalu tetap diingat untuk
selalu dimintai pengampunan kepada Allah subhanahu wata’ala dan agar
tidak lagi terjebak ke dalamnya di hari-hari mendatang, alangkah
indahnya kehidupan yang hari-harinya dilewati dalam ketenangan hingga
akhir kehidupan di dunia hingga kelak berkumpul dengan orang-orang yang
penuh dengan ketenangan di surga Allah subhanahu wata’ala.
Selanjutnya kita bermunajat kepada Allah, semoga acara malam Nuzul Al
qur’an dan Haul ahlul badr yang dipadu dengan dzikir يا الله 1000 X
pada malam Senin yang akan datang berlangsung dengan sukses, dan
insyaallah akan disertai sambutan oleh guru mulia Al Musnid Al ‘Arif
billah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim Al Hafidh melalui streaming
dari Hadramaut, semoga acara tersebut membawa keberkahan bagi kita
semua, dan semoga Allah subhanahu wata’ala membuka rahasia keluhuran
agung bagi kita agar kita menjadi ahlul qur’an, dan agar kelak di hari
kiamat kita termasuk orang-orang yang beersama dengan Ahlul Badr Al
Kubra dari kalangan kaum Muhajirin dan Anshar, serta selalu berada dalam
naungan cinta kepada pimpinan Muhajirin dan Anshar, sayyidina Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam, amin allahumma amin..
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ
إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ
إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ
السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا
نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ
تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar