Nabi Muhammad sudah memperingatkan akan
adanya FITNAH kepada kita. Akan ada banyak pembunuhan bahkan akan ada
perang besar antara 2 kelompok Islam.
Jika itu terjadi (sepertinya sudah terjadi di Libya dan sekarang
Suriah), hendaknya kita bergabung kepada Jama’ah Islam/kelompok terbesar
Islam:
Dari ‘Umar bin Khaththab ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Jauhi firqoh yang sesat. Kalau tidak ada
jama’ah, mengungsilah ke tempat terpencil. Jauhi semua firqoh yang
saling menyesatkan/mengkafirkan sesama Muslim.
Jika ada 2 golongan beriman perang, damaikan mereka:
“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu
berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu
melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar
perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah.
Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan
hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang
yang berlaku adil.” [Al Hujuraat 9]
Jangan kita su’u zhon/berburuk sangka dan mengkafirkan sesama Muslim dengan alasan apa pun:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama
lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya
yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi
Maha Penyayang.” [Al Hujuraat 12]
Hendaknya kita berperang untuk mencegah fitnah/pembunuhan. Bukan justru membuat fitnah:
Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid
r.a.: Rasulullah SAW. pernah mengirimkan kami dalam suatu pasukan
(sariyyah); lalu pada pagi hari kami sampai ke Huruqat di suku Juhainah,
di sana saya menjumpai seorang laki-laki, dia berkata, “La ilaha
illallah – tiada tuhan selain Allah,” tetapi saya tetap menikamnya
(dengan tombak), lalu saya merasakan ada sesuatu yang mengganjal di hati
saya. Setelah sampai di Madinah, saya memberitahukan hal tersebut
kepada Nabi SAW., lalu beliau bersabda, “Dia mengatakan, ‘La ilaha
illallah’, kemudian kamu membunuhnya?” Saya berkata, “Wahai Rasulullah,
sungguh dia mengatakannya hanya kerana takut pada senjata.” Beliau
bersabda, “Tidakkah kamu belah dadanya, lalu kamu keluarkan hatinya
supaya kamu mengetahui, apakah hatinya itu mengucapkan kalimat itu atau
tidak?” Demikianlah, beliau berulang-ulang mengucapkan hal itu kepada
saya sehingga saya menginginkan seandainya saya masuk Islam pada hari
itu saja. Sa’ad berkata, “Demi Allah, saya tidak membunuh seorang Muslim
sehingga dibunuhnya oleh Dzul Buthain, maksudnya Usamah.” Lalu ada
orang laki-laki berkata, “Bukankah Allah SWT. telah berfirman, Dan
perangilah mereka supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu
semata-mata untuk Allah (QS Al-Anfal (8): 39).” Lalu Sa’ad menjawabnya,
“Kami sudah memerangi mereka supaya jangan ada fitnah, sedangkan kamu
bersama kawan-kawanmu menginginkan berperang supaya ada fitnah.” (1: 67 –
68 – Sahih Muslim)
Selama Ushul/pokok Iman masih sama yaitu
hanya menyembah Allah dan tidak mempersekutukannya, beriman kepada
malaikat, beriman kepada Al Qur’an sebagai kitab terakhir yang terjaga
keasliannya, beriman kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul
terakhir, beriman kepada Hari Kiamat, beriman kepada Qadha dan Qadar
Allah serta menjalankan 5 rukun Islam, insya Allah itu adalah Muslim.
Kalau Tuhannya beda atau menyembah selain Allah, nah itu baru kafir!
Umatku ini dirahmati Allah dan tidak akan
disiksa di akhirat, tetapi siksaan terhadap mereka di dunia berupa
fitnah-fitnah, gempa bumi, peperangan dan musibah-musibah. (HR. Abu
Dawud)
Fitnah itu sedang tidur (reda) dan laknat Allah terhadap orang yang membangkitkannya. (HR. Ar-Rafii).
Rasulullah Saw melarang penjualan senjata di kala berjangkitnya fitnah. (HR. Ath-Thabrani)
Jangan mendekati fitnah jika
sedang membara dan jangan menghadapinya bila sedang timbul, bersabarlah
bila fitnah datang menimpa. (HR. Ath-Thabrani)
Jika kamu berbicara (menyampaikan ucapan)
tentang sesuatu perkara kepada suatu kaum padahal perkara itu tidak
terjangkau (tidak dipahami) oleh akal pikiran mereka, niscaya akan
membawa fitnah di kalangan mereka. (HR. Muslim)
Jauhi Da’i2/Ulama2 yang menyeru kepada fitnah/pembunuhan/neraka jahannam:
Dari Hudzaifah Ibnul Yaman ra
berkata: Manusia bertanya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya kepada beliau tentang
keburukan karena khawatir jangan-jangan menimpaku. Maka aku bertanya;
Wahai Rasulullah, sebelumnya kita berada di zaman Jahiliah dan
keburukan, kemudian Alloh mendatangkan kebaikan ini. Apakah setelah ini
ada keburukan? Beliau bersabda: ‘Ada’.
Aku bertanya: Apakah setelah keburukan itu akan datang
kebaikan? Beliau bersabda: “Ya, akan tetapi di dalamnya ada dakhanun”.
Aku bertanya: Apakah dakhanun itu? Beliau menjawab: “Suatu kaum yang
mensunnahkan selain sunnahku dan memberi petunjuk dengan selain
petunjukku. Jika engkau menemui mereka maka ingkarilah”.
Aku bertanya: Apakah setelah kebaikan itu ada keburukan? Beliau
bersabda: “Ya”, dai – dai yang mengajak ke pintu Jahanam. Barang siapa
yang mengikutinya, maka akan dilemparkan ke dalamnya.
Aku bertanya: Wahai Rasulullah, berikan ciri-ciri mereka
kepadaku. Beliau bersabda: “Mereka mempunyai kulit seperti kita dan
berbahasa dengan bahasa kita”.
Aku bertanya: Apa yang engkau perintahkan kepadaku jika aku
menemuinya? Beliau bersabda: “Berpegang teguhlah pada Jama’ah Muslimin
dan imamnya”.
Aku bertanya: “Bagaimana jika tidak ada jama’ah maupun
imamnya?” Beliau bersabda: “Hindarilah semua firqah itu, walaupun dengan
menggigit pokok pohon hingga maut menjemputmu sedangkan engkau dalam
keadaan seperti itu”. (Riwayat Bukhari VI615-616, XIII/35.
Muslim XII/135-238 Baghawi dalam Syarh Sunnah XV/14. Ibnu Majah no.
3979, 3981. Hakim IV/432. Abu Dawud no. 4244-4247.Baghawi XV/8-10. Ahmad
V/386-387 dan hal. 403-404, 406 dan hal. 391-399)
Satu Tanda Kiamat akan ada peperangan
antara 2 kelompok besar Muslim. Mereka bersyahadah dan sholat. Namun
saling bunuh. Hindarilah peperangan agar aman dari neraka.
Hadis riwayat Abu Bakrah ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Apabila dua orang
muslim saling bertarung dengan menghunus pedang mereka, maka pembunuh
dan yang terbunuh, keduanya akan masuk neraka. Aku (Abu Bakrah) bertanya
atau beliau ditanya: Wahai Rasulullah, kalau yang membunuh itu sudah
jelas berdosa, tetapi bagaimana dengan yang terbunuh? Beliau menjawab:
Karena sesungguhnya ia juga ingin membunuh saudaranya. (Shahih Muslim
No.5139)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Hari kiamat tidak akan terjadi
kecuali setelah dua golongan besar saling berperang sehingga pecahlah
peperangan hebat antara keduanya padahal dakwah mereka adalah satu.
(Shahih Muslim No.5142)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar