Benda bertuah adalah benda biasa atau benda antik yang memiliki 
energi gaib yang bisa digunakan keperluan apapun sesuai khendak si 
pembuat, seperti kekebalan, pengasihan, kedudukan dan sebagainya. Benda 
bertuah ini memiliki tiga kategori yang pertama benda bertuah hasil 
pengisian atau sering disebut dengan benda afirmasi kedua benda bertuah 
asli hasil penarikan alam gaib dan yang terakhir adalah benda alam yang 
tercipta dengan sendirinya dan memiliki kekuatan murni dari alam.
Benda bertuah hasil pengisian adalah benda biasa apapun (bisa batu 
permata, ballpoin, gunting, sapu lidi dan sebagainya) yang diisi oleh 
orang yang berilmu (ghaib) tinggi, tingkat kadar kekuatan energinya-pun 
tergantung dengan si pembuat pusaka tadi.
Benda bertuah asli alam gaib merupakan benda pusaka yang diambil dari
 alam gaib. Pada dasarnya benda kategori ini juga merupakan hasil 
pengisian dari si pembuat pusaka namun bukan pengisian layaknya pusaka 
jaman sekarang, pengisian benda asli lebih dikategorikan pengisian 
dengan jalan pendekatan kepada Tuhan YME sehingga energi yang dihasilkan
 berupa energi berkah sehingga secara tidak langsung tapi pasti benda 
ini memiliki daya energi yang luar biasa, dikarenakan energinya dan 
tingkat spiritual si pembuat yang tinggi sehingga kekuatannya bisa 
dibilang pilih tanding, sampai-sampai benda ini muksa atau hilang dan 
masuk kealam gaib.
Benda Alami adalah benda alam yang tercipta sebagai bukti salah satu 
kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa, benda semacam ini bukanlah benda hasil 
dari pengisian seperti pada kategori kedua benda diatas, benda alami 
asli tercipta dengan sendirinya tanpa rekayasa dari manusia 
bentuknya-pun sama seperti benda lain yang ada di atas bumi seperti 
bambu petuk, kayu stigi, galih kelor, bambu patil lele, batu muda, kol 
buntet, galih asem,rante babi,Jenis buntet,Mustika dan sebagainya.
Banyak kalangan berpendapat bahwa memiliki, menyimpan dan merawat 
benda bertuah adalah syirik. Semua tergantung dari siapa yang 
menyikapinya sebab para nabi saja memiliki benda bertuah seperti nabi 
musa dengan tongkatnya, nabi sulaiman dengan cincinnya dan rosululloh 
pun menggunakan cincin (khatim).
Lantas bagaimana menyikapi benda bertuah tersebut agar tidak salah 
dan menjerumuskan kita sebagai pemilik benda tersebut?. Benda bertuah 
bukanlah benda sembarangan layaknya benda bisa, setiap benda bertuah 
memiliki khadam/khodam.
Layaknya manusia khadam juga menginginkan dirinya di hormati dan 
mulyakan, tetapi jangan sampai menghormati benda dan khadam tersebut 
membuat kita lupa bahwa benda tersebut adalah ciptaan Tuhan YME.
Sama seperti anda ketika ada presiden atau kyai di rumah anda, anda 
pasti akan memulyakannya dengan mencium tangannya, menyediakan tempat 
yang istimewah, makanan yang mewah dan lain sebagainya, apakah hal 
semacam ini dinamakan menyembah? tentu tidak.. memulyakan bukan berarti 
menyembah.
Sama seperti benda bertuah, di beri warangka yang bagus, di mandikan 
setiap bulan atau setiap tahunnya, di beri wewangian, di letakkan di 
tempat yang istimewa bukan berarti anda menyembah benda tersebut hanya 
sebatas memulyakan benda tersebut.
Jadi intinya jangan sampai keliru antara memulyakan benda bertuah dan
 menyembah benda bertuah, karena yang layak disembah hanyalah Tuhan YME 
yang telah menciptakan anda dan benda bertuah tersebut.
Sekali lagi gunakan prinsip.
BENDA BERTUAH DIMULYAKAN YES…!!!
DISEMBAH NO…!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar