Minggu, 17 Februari 2013

Jangan Ngebut : Tergesa-gesa Adalah Perbuatan Setan


Alon alon asal kelakon, kata orang Jawa dulu. Biar lambat asal selamat.

“Tergesa-gesa adalah termasuk perbuatan setan,” begitu kata Nabi (HR Tirmidzi)
Bukan akhlak seorang mukmin berbicara dengan lidah yang tidak sesuai kandungan hatinya. Ketenangan (sabar dan berhati-hati) adalah dari Allah dan tergesa-gesa (terburu-buru) adalah dari setan. (HR. Asysyihaab)

Sering orang naik motor atau mobil dengan ngebut. Padahal bedanya paling cuma 15 menit lebih cepat dibanding dengan mengemudi biasa sambil hati-hati. Namun ngebut tersebut bukannya mempercepat, tapi justru bisa menimbulkan masalah. Bisa tabrakan, bisa mati, atau paling tidak lecet.

Saat saya jalan pagi, ada pengendara sepeda motor bukannya memperlambat motornya karena berada di pertigaan, tapi justru menggas dan mempercepat jalan motornya. Tidak sampai 50 meter, ternyata di balik pertigaan muncul mobil kijang. Motor itu pun menabrak mobil tersebut.

Bukannya sampai di tujuan lebih cepat, pengemudi motor tersebut dimaki-maki pengendara mobil yang ditabraknya. Pengemudi mobil mengambil kunci motornya. Bukannya lebih cepat sampai (paling cuma 15 menit lebih cepat), paling tidak pengendara motor tersebut justru kehilangan waktu beberapa jam hingga hari untuk mendapatkan kunci motornya kembali.
Ada pula pengemudi motor yang mengebut. Mobil yang mau berbelok ke kanan untuk masuk ke rumahnya, justru berusaha disusul lewat sebelah kanan sehingga memakan jalur lalu lintas di sebelahnya. Akibatnya motor pun menabrak mobil tersebut sehingga mobil tersebut penyok berat di sisi pintu sopirnya.

Seorang wanita yang membonceng di motor tersebut terjatuh ke aspal dan berteriak-teriak kesakitan tidak bisa berdiri atau berjalan. Terpaksa dimasukkan ke dalam mobil untuk dibawa ke rumah sakit terdekat.

Itulah beberapa contoh akibat tergesa-gesa atau ngebut. Bukannya cepat, malah celaka dan boros waktu. Jangan tergesa-gesa. Jangan ngebut. Biasa saja dan tenang.

Dalam beribadah juga begitu. Tidak boleh tergesa-gesa atau terburu-buru. Karena itu tidak akan membuat kita jadi khusyuk. Tetaplah tenang meski sudah iqomah.

Abu Hurairah mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, “Apabila kamu mendengar iqamah, maka pergilah shalat (berjamaah). Hendaklah kamu bersikap tenang dan tenteram, jangan tergesa-gesa. Apa yang kamu dapati, shalatlah kamu bersama mereka; dan apa yang terlewatkan (ketinggalan), maka sempurnakanlah.” [HR Bukhari]

Shalat hendaknya dilakukan dengan tenang agar khusyuk. Ada tuma’ninah atau berhenti sebentar di tiap gerakan. Tidak tergesa-gesa.

Abu Qatadah berkata, “Rasulullah bersabda, ‘Apabila shalat didirikan, maka janganlah kamu berdiri sehingga kamu melihatku (dan hendaklah kamu bersikap tenang).’” [HR Bukhari]
Bahkan saat makan pun tidak boleh terburu-buru:

Anas bin Malik mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Apabila telah dihidangkan makan malam, maka mulailah sebelum kamu shalat magrib. Janganlah kamu tergesa-gesa terhadap makan malammu.” [HR Bukhari]

Ibnu Umar berkata, “Rasulullah bersabda, ‘Apabila makan malam telah dihidangkan dan iqamah untuk shalat telah diucapkan, maka dahulukanlah makan malam dan jangan terburu-buru hingga kamu selesai makan.” (Dan dalam satu riwayat: hingga ia menyelesaikan keperluannya). [HR Bukhari]

Jika terburu-buru, selain bisa keselek juga makanan tidak tercerna dengan baik dan bisa menimbulkan berbagai macam penyakit bagi tubuh kita.

Dalam membaca Al Qur’an juga tidak boleh tergesa-gesa.

“Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” [Thaahaa 114]

Manusia bersifat tergesa-gesa:

“Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perIihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera.” [Al Anbiyaa' 37]

Jika terburu-buru, sering kita zhalim kepada orang lain misalnya menyerobot antrian bahkan menabrak orang lain hingga tewas. Lampu Kuning yang harusnya merupakan tanda/isyarat bahaya agar berhenti, justru diterobos. Laju kendaraan justru dipercepat. Itu semua tak lepas dari pengaruh setan dalam diri kita.

Semoga kita semua bisa terhindar dari sifat tergesa-gesa dan bisa jadi orang yang tenang dan sabar. Karena Allah bersama orang-orang yang sabar.

Allah Bersama Orang yang Sabar!

Sabar adalah satu sifat yang mulia. Dengan sifat sabar, kita bisa merubah lawan menjadi teman. Orang-orang yang sabar mempunyai keuntungan yang besar:

„Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.“ [Fushilat:34-35]

Allah menjanjikan surga kepada orang-orang yang sabar:

„Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.“ [Ali Imran:133-134]

Ketika Abu Bakar tersinggung pada kerabatnya yang turut menyiarkan fitnah terhadap anaknya ‚Aisyah dan ingin menghentikan bantuan, turun ayat Allah yang melarang itu:

„Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema’afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang“ [An Nuur:122]

Memaafkan orang bisa mendapat pahala dan lebih utama:

„Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.“ [Asy Syuura:40]
„Tetapi orang yang bersabar dan mema’afkan, sesungguhnya (perbuatan ) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.“ [Asy Syuura:43]
„Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pema’af lagi Maha Kuasa.“ [An Nisaa’:149]

Kadang dalam rangka taushiyah/dakwah orang sering berkata-kata buruk terhadap orang yang tidak sepaham. Padahal dalam surat Al Ashr kita diperintahkan untuk melakukannya dengan cara yang baik dan dengan kesabaran:

„kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.“ [Al Ashr:3]

Allah tidak suka dengan orang yang suka mencaci orang lain:

„Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.“ [An Nisaa’:148] 

Allah cinta dan bersama dengan orang-orang yang sabar:

„Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.“ [Al Anfaal:46]

Allah menyuruh kita sabar dan melarang kita marah meski kita dalam keadaan benar. Lihat bagaimana Allah mengecam Nabi Yunus yang marah kepada ummatnya yang jelas-jelas kafir:

„Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya).“ [Al Qalam:48]

Menjadi orang yang sabar memang sulit. Sangat sulit. Mudah-mudahan Allah SWT memberi kekuatan bagi kita hingga bisa jadi orang yang sabar dan dekat denganNya.
Di bawah adalah doa agar diberi Allah kesabaran dan wafat dengan akhir yang baik (Husnul Khatimah) di mana kita bukan hanya dicintai Allah, tapi juga manusia:

“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri kepada-Mu” [Al A'raaf 126]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar